Robot Ventilator ITS | Robot Indonesia
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari M.Eng. Mengungkapkan bahwa Robot Ventilator ini juga merupakan kerja sama antara ITS dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan RSUD Dr. Soetomo selaku mitra peneliti dan calon pengguna inovasi ini.
Ia pun menerangkan bahwa dalam pengembangan Ventilator ini selalu didampingi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya.
Hal ini agar dalam pengembangannya dapat sesuai standar kebutuhan, sehingga dapat segera terproduksi secara massal.
“Alat ini pun saat ini tinggal melalui uji kelayakan dengan mengoperasikannya selama 2×24 jam nonstop,” tambahnya.
Komponen Ventilator
Ventilator ini menggunakan basis desain open source dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat. Sistem mekanik dan beberapa spesifikasi diadopsi dari MIT. Sistem elektronik dan sistem monitoring berkembang sepenuhnya oleh Tim ITS. Ventilator ini di kembangkan bersandar pada ketersediaan komponen yang ada di pasaran, dengan pertimbangan kemudahan dalam proses fabrikasi nantinya untuk memenuhi jumlah kebutuhan ventilator yang besar. Ventilator ini memiliki fitur pengaturan Respiration Rate, Inspiration/Expiration Ratio, Tidal Volume, PEEP (Positive End-Expiratory Pressure), dan PIP (Peak Inspiration Pressure).
Ketua Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS Dr rer nat Aulia MT Nasution menjelaskan, Ventilator ini dapat menjadi alat bantu napas bagi penderita Covid-19 yang mengalami gangguan pada sistem pernapasannya. Bandingkan ventilator yang sudah ada di sejumlah rumah sakit. “Mungkin yang akan menjadi kendala nantinya adalah ketersediaan bahan baku,” ungkap Aulia.
Ia pun tidak menampik bahwa komponen yang keperluannya memang mudah dapat di pasaran. Perbanding dengan ventilator yang sudah ada, bahannya ventilator produk ITS ini berbasis pada penggunaan Ambu Bag (Bag Valve Mask/BVM) atau yang secara manual dengan istilah manual resuscitator. Komponennya juga berasal dari metal acrylic yang terdapat di pasaran.
Namun, aku Aulia, untuk melakukan produksi secara besar-besaran masih akan berupaya menjajaki kerja sama dengan pabrik penyedia bahan baku. “Dan yang terpenting komponen yang di gunakan tetap akan menunjang kriteria penggunaan klinis robot ini sesuai standar BPFK nantinya,” urainya.
Secara harga, ungkapan Ashari, produk ventilator di pasaran saat ini bisa mencapai kisaran Rp 800 juta per unit. Namun, untuk ventilator buatan ITS ini perkiraan nantinya bila terproduksi masalah harganya hanya kisaran Rp 20 jutaan per unit. Namun harga yang ada di pasaran itu sebanding dengan langkanya alat ventilator saat ini. Mengingat banyak negara juga tidak ada yang mau ekspor ventilator, karena memang butuh untuk di masing-masing negara tersebut. Maka dari itu pembuatan ventilator ini menjadi solusi kelangkaan tersebut.
Kurus Robotik: PT. SARI Teknologi