Robot Pemilah Sampah Ciptaan Pelajar Cimahi
Memilah sampah sesuai jenisnya belum menjadi kebiasaan bagi sebagian orang. Beragam sampah masih di buang dalam satu tempat meski sudah di sediakan tempat sampah terpisah antara organik dan anorganik. Sampah organik seperti untuk sisa makanan dan anorganik seperti untuk plastik, kaca, dan kertas. Tiga Siswa SMPN 10 Kota Cimahi, Jawa Barat, Bima Arya Putra, Genta Syawal Putra Gumilang dan Fahri Ramadhan. Belum lama ini berhasil menciptakan robot pembersih lingkungan yang di desain mirip tank. Saat di temui di sekolah yang beralamat di Jalan Cihanjuang itu, Fahri Ramadhan menceritakan, penemuan timnya itu bisa di fungsikan sebagai alat untuk mendeteksi sampah yang berada di dalam gorong-gorong selokan.
Adapun menurut Fahri, ide awal pembuatan robot berasal dari keresahan mereka soal banjir yang kerap menerjang Cimahi. Bahkan, aliran air dari hulu di ketahui tersendat oleh sampah hingga meluber ke jalanan dan merendam bagian depan sekolah mereka. Berbekal ilmu pengetahuan yang di peroleh di kelas. Berangkat dari hal itulah akhirnya mereka berita berinovasi dan berkreasi menciptakan robot pendeteksi sampah di gorong-gorong serta belajar dari kanal YouTube, mesin kecil tersebut akhirnya berhasil di ciptakan dengan dana Rp2,5 juta. Usaha mereka tak bisa di bilang mulus, mengingat beberapa kali menemui kendala dalam perancangan, perakitan, sampai akhirnya menemukan bentuk robot yang sesuai dengan keinginan mereka dan fungsinya.
Spesifikasi Robot
Perakitannya sendiri menggunakan chasis tank beroda jenis caterpillar, mengingat medan yang di lalui robot kebanyakan tidak rata. Sementara sistem pengendalinya, Fahril menggunakan Arduino Uno atau board mikrokontroler yang di operasikan dari sebuah ponsel. Untuk menunjang fungsi dari robot pendeteksi sampah tersebut, di badan robot turut disematkan kamera berjenis ESP 32 AI-Thinker. Kamera tersebut memiliki kemampuan merekam video layaknya kamera pada ponsel. Saat uji coba, robot tersebut bisa mentolerir ketinggian air hingga maksimal 15 sentimeter. Mengingat bentuk dan ukuran robot yang tak terlalu besar, mereka pun harus menghabiskan Rp2,5 juta untuk membuat robot tersebut.
Robot pendeteksi sampah di dalam gorong-gorong itupun berhasil mendapat penghargaan medali perak dalam ajang Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KOPSI) Jenjang SMP Tahun 2021 Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa.
Baca juga: Wikraluga, Pendeteksi Dasar Laut