Kasus traumatik sering terjadi kepada manusia lanjut usia atau manula adalah jatuh, hingga mengakibatkan kematian. Calon wisudawan ITS 10/11 Surabaya, Anak Agung Ngurah Surya Laksamana memanfaatkan teknologi internet-of-things agar menciptakan alat pemantau aktifitas manula.
Agung, menjelaskan, alat ini terdiri dari dua komponen, yakni robot pemantau dan sabuk yang lengkap dengan sensor accelerometer dan turtlebot serta penggunaan aplikasi Official Account Line. “Sabuknya tidak akan mengganggu aktifitas, karena sifatnya itu wearable device, sebuah alat yang dirancang untuk digunakan pada tubuh manusia yang berhubungan dengan teknologi,” ungkap calon wisudawan ITS tersebut.
Cara Kerja Robot Manula
Cara kerja alat tersebut memanfaatkan internet untuk media utama dan aplikasi obrolan line sebagai media komunikasi. “Pada aplikasi line, ada official account khusus yang ada menu pemantau, di gunakan oleh keluarga yang bersangkutan atau pengguna,” ujarnya.
Sebelum pengguna menggunakannya. scanner robot sebagai mendeteksi pancaran bluetooth dari sabuk untuk menentukan ruangan rumah, Kemudian terolah menjadi database. “Menggunakan teknologi cubeacon yang terhubung pada sabuk dan database, Jika manula terjatuh robot yang berada di dock (alat pengisian baterai, red) akan menuju lokasi dan melaporkan keadaan terbaru kepada manula melalui Official Account Line yang sudah terhubung sebelumnya ,” tuturnya.
Data yang tersampaikan berupa keadaan jatuh serta keadaan denyut jantung, “Dengan mengetahui denyut jantung maka dapat ketahui tingkat kesehatan jantung manula. Dan juga alat kami bisa mendeteksi jatuh dalam segala posisi,”, tutur Agung.
Alat itu bekerja 24 jam memantau keadaan, Untuk sistem pengisian daya menggunakan baterai pada sabuk serta sistem charging pada robot. Baterainya menggunakan baterai pasaran, yang berbentuk silinder. Selama melakukan percobaan baterainya tahan lama. “Jika manula tidak jatuh, maka robot akan tetap berada di dalam dock untuk melakukan proses pengisian,” tambah agung.
Mahasiswa tahun 2014 tersebut mengatakan, jika ke depannya ingin menambahkan data maps pada robot tersebut dan dapat berinteraksi secara langsung. “Kalau sudah ada maps, tidak usah mengambil foto. Dan saya rasa Indonesia sangat membutuhkan teknologii ini,” tambahnya.
kursus robotik: sariteknologi