Kegunaan Teknologi 3D Printing Di Industri Makanan

Kegunaan 3D Printing-

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi 3D Printing dalam bidang pangan telah berkembang pesat. Beragam inovasi produk pangan dengan tekstur, nutrisi, dan estetika yang memuaskan kebutuhan konsumen.

Inovasi makanan saat ini berfokus pada pola makan yang di personalisasi yang memberikan nutrisi yang sesuai untuk tubuh setiap manusia.

Seperti anak-anak, atlet, lansia, orang dengan kondisi medis, dan tentara.

Teknologi pencetakan makanan 3D adalah proses produksi makanan yang menggunakan bahan baku secara efisien, sehingga mengurangi limbah makanan.  Apalagi prosesnya mampu menyesuaikan nutrisi.  Oleh karena itu, pencetakan makanan 3D akan menjadi pilihan penting bagi industri makanan untuk menyiapkan dan menghasilkan pangan yang cukup bagi penduduk dunia yang di perkirakan sampai 9 miliar pada tahun 2050.

Teknologi ini telah berkembang pesat dalam 5 tahun terakhir sesuai dengan transformasi digital dan merupakan salah satu teknologi kunci untuk Industri 4.0.

Contoh Teknologi 3D Printing Pada Industri Makanan

Teknologi pencetakan makanan 3D dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1.Pencetakan berbasis ekstrusi atau Fused Deposition Method (FDM)

Teknik ini merupakan metode yang paling sering di pakai karena mirip dengan ekstrusi makanan dan dapat membuat produk makanan dengan mudah.

Selain itu, printer makanan 3D untuk model dasar teknik ini tidak menggunakan biaya yang besar.

Ada berbagai macam produk makanan yang bisa di bentuk dengan teknik ini.

Seperti coklat, pasta, dan produk makanan untuk penderita diabetes.

2.Pencetakan Powder Bed Fusion atau Selective Laser Scanning

Teknik ini mengolah dengan cara menyebarkan serbuk menjadi lapisan tipis dan memakai sinar laser untuk melebur bahan mentah pada posisi yang di tentukan.

Setelah satu lapisan selesai, bubuk bahan baku baru di sebarkan untuk lapisan berikutnya dan proses yang sama di ulangi terus menerus sampai produk yang di rancang selesai.

Teknik ini menimbulkan biaya produksi yang lebih tinggi daripada Fused Deposition Method (FDM);

Namun, ini memberikan kualitas produk jadi yang lebih baik, dan dapat di gunakan untuk merancang makanan penutup yang terbuat dari gula (kembang gula) untuk membuat ukuran dan bentuk tertentu.  Ini juga membantu mengurangi jumlah bahan baku dalam proses produksi.

3. Binder Jetting

Teknik ini sangat mirip dengan pencetakan Powder Bed Fusion.  Namun, ini menerapkan penyemprotan cairan atau bahan makanan lainnya, yang di sebut pengikat.

Untuk mengikat serbuk pada posisi yang di perlukan. Proses ini di ulangi pada jumlah lapisan yang di inginkan sampai produk tertanam ke dalam bubuk.

Bahan mentah yang tidak menempel pada binder akan di keluarkan dari produk dan dapat di pakai kembali untuk pencetakan berikutnya.

Produk yang di terima akan di proses pada langkah selanjutnya, seperti memanggang.

Teknik ini dapat di gunakan untuk mendesain produk pada kelompok bakery dan confectionery karena dapat menghasilkan tekstur unik yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Pencetakan makanan 3D merupakan teknologi yang sangat potensial untuk pengembangan industri makanan di masa depan karena membantu mengurangi jumlah limbah makanan yang di anggap sebagai tantangan dalam industri makanan.

Beberapa limbah makanan juga kaya nutrisi penting dan senyawa bioaktif yang dapat di ubah menjadi tinta makanan untuk digunakan dalam pencetakan makanan 3D.

Dengan demikian, teknologi ini menciptakan nilai tambah dan meminimalisir kerugian dalam rantai produksi pangan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *