klaim robot operasi bedah jarak jauh kemenkes siap di 2025
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang mempersiapkan operasi robot robot robot yang di targetkan yang harus mulai beroperasi paling lambat pada tahun 2025. Teknologi harus mendukung operasi bedah di daerah yang jauh di Indonesia.
Staf ahli Menteri Kesehatan Obat -obatan dan Perangkat Medis dari Departemen Kesehatan Laksono Trisantoro menjelaskan, teknik robot Telesurgery bekerja dengan seorang ahli bedah yang akan menjadi operator dan mengendalikan konsol.
Kemudian, ahli bedah dapat melakukan operasi jarak jauh yang dapat di lakukan di berbagai lokasi rumah sakit, bahkan di pulau -pulau yang berbeda
“Karena itu ada cara untuk meningkatkan layanan kesehatan. Penggunaan perubahan robot karena itu adalah salah satu cara yang coba di lakukan oleh Kementerian Kesehatan,” kata Laksono.
Laksono melanjutkan, salah satu keuntungan dari kehidupan terpencil adalah bahwa ahli bedah tidak perlu datang ke daerah terpencil, daerah bencana atau zona konflik untuk dapat melakukan dengan kompleks yang tidak dapat di lakukan oleh ahli bedah di wilayah tersebut.
robot yang di kendalikan dari jarak jauh, posisi ahli bedah, menurutnya sangat ergonomis dan tidak melelahkan. Dia juga mengklaim bahwa pergerakan instrumen robot sangat fleksibel. Dan negara. Adapun jenis yang dapat di lakukan termasuk operasi toraks ( jantung dan paru), operasi pencernaan (kolesistektomi, appendectomy, reseksi usus besar, resistensi lambung, bariatrik, reseksi pankreas, hati, putaran).
Kemudian, operasi urologis (operasi di ginjal, kandung kemih, prostat), ginekologi (uterus mioma, kista ovarium, endometriosis).
“Sebagai proyek percontohan, ada dua unit robot bedah jarak jauh dengan merek Sina. Unit ini berada di Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung dan di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta,” katanya.
Pada saat yang sama, spesialis bedah Digstive Hasan Sadikin Bandung Reno Budiman juga mengatakan bahwa televisi robot memiliki ketepatan yang lebih tinggi daripada operasi normal.
Reno mengatakan bahwa robot jarak jauh lebih baik di lakukan untuk pasien pada tahap awal seperti tumor pada tahap awal. Sementara itu, jika tumor atau penyakitnya adalah RAC lain yang lain dan menyebar ke banyak area tubuh, itu akan sulit.
“Jadi, karena robot tidak bergerak sendirian, harus selalu ada operator yang mengendalikannya dan itu harus menjadi ahli bedah. Robot ini memiliki gerakan yang lebih tepat dan tepat sehingga di lakukan dengan cedera terkecil,” kata Reno .